Seperti yang kita ketahui bahwa suku Dayak Tunjung dan Suku
Penihing/Aoheng adalah salah dua dari salah banyak suku-suku yang
mendiami wilayah Kabupaten Kutai Barat. Secara Geografis, lokasi tempat
kedua suku ini diami juga cukup berjauhan.. jika suku Dayak Tunjung
mendiami wilahay Kec. Linggang Bigung, Kec. Barong Tongkok, Kec. Sekolaq
Darat, Kec. Manoor BuLaant, Kec. Tering dl l yang mayoritas kampugnnya
berada di wilayah ibukota kabupaten (sekitar)... sedangkan suku Penihing
sebagian besar mendiami wilayah Hulu Mahakam...
berhubungan dengan judul yang saya ambil di atas, Dayak Tunjung
Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah?? Ada
pertanyaan yang sangat mengganjal dan saya sangat ingin mencari tahu
kebenarannya. Saya pernah mendengar dari beberapa teman yang menyebutkan
bahwa suku Dayak Tunjung Rentenuukng sebenarnya merupakan suku Penihing
yang milir mengikuti arus sungai mahakam dari daerah hulu sungai
mahakam.. bukan hanya dari satu orang saya pernah mendengar cerita ini
melainkan dari beberapa orang yang berbeda...
yang menjadi pertanyaan saya adalah:
1. Apakah benar kalo suku Dayak Tunjung Rentenukng sebenarnya adalah
suku Penihing yang mencari daerah baru untuk memenuhi kebutuhannya?
2. Mengapa pada masa sekarang suku Tunjung Rentenukng sudah tidak ada
terlihat sama sekali persamaannya dengan suku Penihing, kecuali dari
alunan / logat bahasa yang lembut.
3. Apa yang menyebabkan hilangnya budaya Penihing dalam orang rentenukng?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, saya akan memberkan sedikit bagaimana Gambaran Suku Dayak Tunjung, Khususnya rentenukng...
Sekilas Mengenai Suku Dayak Tunjung Rentenukng.....
Dayak Tunjung Rentenukng adalah salah satu bagian dari sub
suku Dayak Tunjung yang ada di Kutai Barat. Orang Rentenukng tentunya sedikit
berbeda dengan suku Tunjung yang ada di bagian hilir. Rentenukng ada
sebutan untuk Suku Tunjung yang berada di bagian hulu (wilayah kec.
Linggang Bigung, Kec. Tering, Kec. Long Iram) , selain itu rentenukng
diambil dari kata Nuukng yang berarti hulu, maka dapat disebut bahwa
orang rentenukng adalah orang yang berasal dari hulu.
Sejarah Singkat orang rentenukng. Kata rentenukng diduga diambil dari dua kata yaitu Rantau dan Nukng sehingga menjadi Rentenukng. Rantau berarti orang yang meninggalkan daerahnya untuk mencari daerah baru, sedangkan Nukng dalam bahasa Tunjung adalah Hulu/Ulu/Bagian Hulu. Secara harafiah, rentenukng adalah orang yang merantau ke daerah Hulu.
Untuk
memudahkan membedakan antara orang Tunjung hilir dengan tunjung Hulu
maka saya akan menggunakan Tonyooi untuk orang tunjung hilir dan
Rentenukng untuk orang Tunjung HuLu tanpa bermaksud untuk memisahkan
kedua sub ini(hanya untuk memudahkan dalam pemahaman).
Rentenukng
ini memiliki beberapa perbedaan yang cukup sigifikan dengan Tonyooi ,
khususnya dalam tata bahasa. Orang Tunjung pasti akan langsung mengenali
dari cara bicara antara Rentenukng dan Tonyooi..
Umumnya orang
rentenukng berbicara dengan alunan yang sangat lembut, perlahan dan
halus walaupun dalam keadaan marah sekalipun tepat saja alunan lembut
ini terlihat khas.. sedangkan untuk Tonyooi umumnya berbicara dengan
nada yang agak cepat, keras , alunan yang meninggi seperti, serta
penekanan-penekanan yang cukup banyak. sangat berbeda dari segi alunan
/logatnya....
untuk kata-kata yang digunakan dalam bahasa daerah
cukup berbedam namun keduanya pasti akan mengerti jika saling
berkomunikasi satu dengan yang lain..
contohnya:
Bahasa Indonesia : Kamu, aku, jangan
Rentenukng : Koq, Akuq, Adui
Tonyooi: Koi, Ab, Boteq
menurut saya bahasa Tunjung Hilir lbih banyak persamaan dengan Dayak Benuaq, namun cukup berbeda baq bumi dan awan,,,ehehhehe
walaupun
ada beberapa perbedaan dalam segi bahasa, keduanya pada masa sekarang
adalah merupakan satu kesatuan yang sudah tidakdapat dipisahkan.
Terkadang orang Rentenukng jika ditanya dia suku apa, orang itu akan
menjawab kalau dia adalah Rentenukng, begitu juga orang tonyooi menyebut
mereka dengan sebutan rentenukng....
Saya hanya menduga untuk
jawaban nomor 2 karena Suku Rentenukng yang datang dari daerah hulu
telah tinggal berdampingan dengan suku Tonyooi sehingga terjadi
akulturasi, asimilasi dan inkulturasi kebudayaan sehingga kebudayaan
asli yang mereka bawa ditinggalkan dan mengnyesuaikan dengan daerah
sekitarnya.. Selain itu saya juga pernah mendengar bahwa suku Rentenukng
itu mempunyai bahasa asli yang dulu mereka gunakan dan berbeda dengan
bahasa Tunjung.... Namun sayangnya bahasa itu hanya dipahami oleh
sedikit orang rentenukng dan umumnya mereka adalah para tetua-tetua
rentenukng itu, dan suku ini juga mempunyai kalender asli namun
lagi-lagi saya hanya mendengar dan belum menemukannya.
Mohon jika
ada dari antara kalian yang tau atau pernah mendengar mengenai ini bisa
di sharingkan supaya kita bisa tau mengenai sejarah dan kebudayaan
kita..... hehehehhe
No comments:
Post a Comment