Suku Dayak Tunjung dan Upacara kematian adalah sesuatu yang
tidak bias terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena di dalam kepercayaan
Suku Dayak Tunjung, pelaksanaan upacara kematian ini penting adanya.
Kenapa penting???
Karena menurut kepercayaan orang Dayak Tunjung, orang yang
sudah meninggal, arwahnya harus diantarkan menuju gunung lumut agar hidup
tentram dan tidak mengganggu anak cucu.
Bagaimana sejarahnya munculnya upacara ini?
Sejarah munculnya upacara ini bermula dari seorang bangsawan
Tonyooi yang bernama Hajiiq Mahing. Hajiiq Mahing merupakan bangsawan tonyooi
yang berdiam di daerah kampong Geleo (daerah Tunjung asli). Ketika itu ia
sedang berburu di sebuah hutan yang lebat, di tengah hutan ia mendengar dari
kejauhan ada suara ramai segerombolan orang yang mendekatinya. Kemudian ia
memanjat sebuah pohon untuk menunggu suara itu datang.
Dari kejauhan iya melihat orang banyak berbaris sambil menari
dan memegang buluuq (semacam keris). Hajiiq Mahing kemudian turun dan bertanya
kepada segerombolan penari itu. “apa yang sedang kalian lakukan ini?” Tanya Hajiiq
Mahing. Seseorang dari antara mereka kemudian menjawab “kami sedang membuat
upacara kematian untuk Hajiiq Mahing”. Hajiiq Mahingpun terkejut dan menjawab “sayalah
Hajiiq Mahing dan saya belum meninggal. Kenapa kalian membuat upacara kematian
untuk saya” tanyanya keheranan.
Kemudian dijawab pula seseorang dari antara gerombolan itu “memang
engkau adalah hajiiq Mahing dan engkau masih hidup, tetapi sebentar lagi engkau
akan meninggal dan kami sedang membuat upacara untuk Hajiiq Mahing”. “seseorang
yang sudah meninggal, pedaraq (roh nya) tidak bias sampai kegunung lumut
(Nirwana / surga), hanya gentayangan di hutan rimba kalau tidak melaksanakan
upacara tersebut.
Hajiq Mahing bertanya “lalu bagaimana caranya membuat upacara
kematian itu?”. Kemudian seseorang menjelaskan “seseorang yang meninggal harus
dibungkus dan dimasukkan kedalam Lungun (peti mati yang tebuat dari batang
pohon) seperti yang kami bawa ini”.
Lungun dibuat dari pohon buah-buahan. Orang
meninggal harus diberi bekal agar ia tidak kelaparan di tengah jalan menuju
gunung lumut. Bagi laki-laki yang meninggal dilaksanakan selama enam hari dan
perempuan selama lima hari.
Baca juga : UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI
Baca juga : Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????
Baca juga : UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI
Baca juga : Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????
Upacara ini disebut Tohooq. Tujuan upacara ini adalah
mengantarkan roh si emninggal ke gunung lumut. Pada upacara penguburan ininjuga
dilakukan sebuah tarian yang disebut tarian jalan, tarian joget dan tarian
calaatn cahuuq. Tarian ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi roh yang
meninggal pergi kegunung lumut dan tidak tersesat.
Semua tingkah laku ini diperhatikan dengan seksama oleh Hajiq
Mahing dan dalam sekejap semua orang-orang itupun menghilang. Kemudian ia
pulang dan menceritakan pengalamannya
kepada orang-orang dikampung sehingga acara ini dilaksanakan untuk
seterusnya.
Sumber: Bukuu terbuta
No comments:
Post a Comment