yang menjadi pertanyaan saya adalah:
1. Apakah benar kalo suku Dayak Tunjung Rentenukng sebenarnya adalah suku Penihing yang mencari daerah baru untuk memenuhi kebutuhannya?
2. Mengapa pada masa sekarang suku Tunjung Rentenukng sudah tidak ada terlihat sama sekali persamaannya dengan suku Penihing, kecuali dari alunan / logat bahasa yang lembut.
3. Apa yang menyebabkan hilangnya budaya Penihing dalam orang rentenukng?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, saya akan memberkan sedikit bagaimana Gambaran Suku Dayak Tunjung, Khususnya rentenukng...
baca juga : Asal Mula Munculnya Upacara Kematian Suku Dayak Tunjung
Sekilas Mengenai Suku Dayak Tunjung Rentenukng.....
Dayak Tunjung Rentenukng tentu saja adalah salah satu bagian dari sub suku Dayak Tunjung yang ada di Kutai Barat. Orang Rentenukng tentunya berbeda dengan suku Tunjung yang ada di bagian hilir. Rentenukng ada sebutan untuk Suku Tunjung yang berada di bagian hulu (wilayah kec. Linggang Bigung, Kec. Tering, Kec. Long Iram) , selain itu rentenukng diambil dari kata Nuukng yang berarti hulu, maka dapat disebut bahwa orang rentenukng adalah orang yang berasal dari hulu. Untuk memudahkan membedakan antara orang Tunjung hilir dengan tunjung Hulu maka saya akan menggunakan Tonyooi untuk orang tunjung hilir dan Rentenukng untuk orang Tunjung HuLu tanpa bermaksud untuk memisahkan kedua sub ini(hanya untuk memudahkan dalam pemahaman).
Rentenukng ini memiliki beberapa perbedaan yang cukup sigifikan dengan Tonyooi , khususnya dalam tata bahasa. Orang Tunjung pasti akan langsung mengenali dari cara bicara antara Rentenukng dan Tonyooi..
Umumnya orang rentenukng berbicara dengan alunan yang sangat lembut, perlahan dan halus walaupun dalam keadaan marah sekalipun tepat saja alunan lembut ini terlihat khas.. sedangkan untuk Tonyooi umumnya berbicara dengan nada yang agak cepat, keras , alunan yang meninggi seperti, serta penekanan-penekanan yang cukup banyak. sangat berbeda dari segi alunan /logatnya....
untuk kata-kata yang digunakan dalam bahasa daerah cukup berbedam namun keduanya pasti akan mengerti jika saling berkomunikasi satu dengan yang lain..
contohnya:
Bahasa Indonesia : Kamu, aku, jangan
Rentenukng : Koq, Akuq, Adui
Tonyooi: Koi, Ab, Boteq
menurut saya bahasa Tunjung Hilir lbih banyak persamaan dengan Dayak Benuaq, namun cukup berbeda baq bumi dan awan,,,ehehhehe
walaupun ada beberapa perbedaan dalam segi bahasa, keduanya pada masa sekarang adalah merupakan satu kesatuan yang sudah tidakdapat dipisahkan. Terkadang orang Rentenukng jika ditanya dia suku apa, orang itu akan menjawab kalau dia adalah Rentenukng, begitu juga orang tonyooi menyebut mereka dengan sebutan rentenukng....
Saya hanya menduga untuk jawaban nomor 2 karena Suku Rentenukng yang datang dari daerah hulu telah tinggal berdampingan dengan suku Tonyooi sehingga terjadi akulturasi, asimilasi dan inkulturasi kebudayaan sehingga kebudayaan asli yang mereka bawa ditinggalkan dan mengnyesuaikan dengan daerah sekitarnya.. Selain itu saya juga pernah mendengar bahwa suku Rentenukng itu mempunyai bahasa asli yang dulu mereka gunakan dan berbeda dengan bahasa Tunjung.... Namun sayangnya bahasa itu hanya dipahami oleh sedikit orang rentenukng dan umumnya mereka adalah para tetua-tetua rentenukng itu, dan suku ini juga mempunyai kalender asli namun lagi-lagi saya hanya mendengar dan belum menemukannya.
Mohon jika ada dari antara kalian yang tau atau pernah mendengar mengenai ini bisa di sharingkan supaya kita bisa tau mengenai sejarah dan kebudayaan kita..... hehehehhe
Di copy blog saya yang lain :
No comments:
Post a Comment