Friday, December 25, 2015

Misteri Telur Ayam

Hahhahahha.... lagi iseng doang.. belakangan ini sering dengar pertanyaan konyol yg berbunyi seperti ini:

LEBIH DULU MANA, TELUR ATAU AYAM?????

Pertanyaan yg memang tidak penting2 amat sih.. tapi kan menimbulkan kebingungan juga...
Ada yg jawab telur duluan, tapi ada juga yang jawab ayam yg duluan...

Menurut kalian siapa yg duluan???

Tuesday, December 22, 2015

Fakta Unik dari game Clash Of Clans (COC)

Image result for COC
sumber foto
tidak dapat dipungkiri bahwa permainan yang sering disebut COC ini menjadi fenomenal beberapa tahun belakangan ini. Ada banyak orang dari anak-anak dampai orangtua pun gemar memainkan game strategi ini. berikut ini ada beberapa fakta yang mungkin pernah kamu alami ketika bermain game ini.

1. Membuatmu Begadang semalaman
siapapun orangnya yang pertama kali tau tentang keberadaan permainan ini dan mulai memainkannya, kebanyakan pasti rela begadang hanya untuk ngeloot demi mendapatkan banyak gold dan elixir untuk mengupgrade item-item yang lain.
2. Tidak Sabaran
Tidak sabaran ini muncul pada saat si builder sedang asik mengupgrade dan sialnya lagi si buildernya semua lagi bekerja selama berhari-hari. Akibat ketidak sabaran kamu, maka biasanya kamu dengan rela mengggunakan gems agar si builder dapat segera menuntaskan tugasnya dalam mengupgrade.
3. Pernah di kick out dari clan.
hapir dari semua yang pernah memainkan game ini pasti pernah merasakan yang namanya di kick out. haha yaa, banyak hal yang menyebabkan kamu bisa di kick dari sebuah clan misalnya kamu jarang donate alias pelit, kamu tidak ikut war baik sengaja / tidak sengaja, kamu tidak dikenali member lain, kamu membuat onar di clan dan lain sebagainya.
4. Pernah mengkick out orang lain.
kalau ini kebalikan dari yang diatas, kalo posisimu sebagai Leader atau co Leader maka dengan mudah kamu bisa mengkickout orang yang kamu anggap tidak layak untuk bergabung dalam grup dikarenakan alasan-alasan yang ada di poin 3. hahahah
5. Pernah di reject.
Peristiwa memilukan ini sering terjadi ketika kita ingin bergabung dengan clan lain eh ternyata malah di tolak atau di reject. Biasanya kita yang di reject ini akan berusaha untuk terus mencari clan yang mau menampung keberadaan kita. Salah satunya agar tidak di reject adalah membentuk clan sendiri dengan kamu sebagai Leadernya.
6. Pernah meng-reject
Nah, ketika kamu sudah mempunyai clan sendiri bersama dengan temanmu dan clanmu sudah berkembang pesat, maka ketika ada orang yang ingin bergabung dan kamu anggap tidak layak untuk bergabung dengan clanmu adalah dengan cara meng-reject orang tersebut. Terdengar sadis menang, tapi itulah permainan. hhahahahaha
7. Dianggap gila sama temanmu
beberapa teman yang tidak gemar bermain game ini biasanya mengganggap kamu gila karena bermain game ini, kenapa? karena kamu rela begadang demi mengumpulkan gold hanya untuk menaikkan TH, bahkan ada yang dengan rela mengeluarkan uang untuk membeli gems agar bisa dengan segera menaikkan TH atau senjata dan peralatan lain.
8. Sampai dengan saat ini, kamu tidak tahu siapa nama si wanita ini.

9. Tidak terpengaruh dengan isu miring
Image result for COC
Sumber foto
nah, isu miring yang dimaksud adalah simbol misterius yang ada pada game COC yang menyerupai kepala kambing. walaupun ada banyak yang berhenti bermain game ini, tetapi kamu lebih memilih untuk tidak perduli karena kamu hanya memainkan game ini tanpa terlibat lebih jauh dalam penyembahan dan lain-lain. Atas dasar suka lah yang membuat kamu tetap memainkan permainan ini. 

Dialog Bahasa Dayak Tunjung / Tonyooi Rentenukng (Perkenalan - Jadian)

Dialog ingin berkenalan dengan seseorang.
si pria bernama Wang dan si wanita bernama Dayang.

Wang: hai waweq, kawaaq togaq heq nyaman koq unya?
Dayang: eh, koq unya? kok SKSD lebi dang kayoeq?
Wang: boo adui sombong lebi bah dang samaan tih.. hehehe
Dayang : beh, koq joq yaq unya? aman ewah kenalan joq, koq harus memperkenalkan aleq nyaman kepm, jongkaq pentai nyaman koo'.
Wang: Oii yaq laa... nyaman kayoq tih Wang, idoq mahah nyaman kayoq joq. unya haq nyaman kepm?
Dayang: hahahaha lojooq dong, nyaman kayoq Dayang. BTW sion nyama koq ewah togaaq nyaaman kayoq? koq ewah dang kayoq yaq?
Wang: boo, lonya koq togaq pede lebih? hahahaha, engken beneh bah akuq ewah togaq nyaman kepm. bayaq tai tengkelibas noo, baq pahataq di wee kepm, maka ke akuq ewah pareq je koq bihint ke baq ulunt bele yaq kiteq.
Dayang: haah? sabit baq?pohh mangan lebi akuq tih maaam.. sanaq kayoq bah koq ewah dang akuq... (samer tersipu mangan)
Wang: beh, man koq nyi baq sanaaq dang akuq bah, ayooq haq digaq memulai eteq awal..
Dayang: baq sih keliit, tapi akuq percayaaq sesuatu yaq kelit aman temupuk lamaq-lamaq pasti jadin adiq. yaq kan?
Wang: poh, mantab was kata-kata kepm. hhehehe
Dayang: oii lah, akuq muliiq aleq.. tih nomor hape akuq 08123456789. atih adui likut nelpon akuq joh...
Wang: oke sayang. muliq haq metoo...
Dayang: beh, koq nyi heq kereq manceq akuq ah?
Wang: ahh lelay bi akuq calant tih.
Dayang: Poh heq romantis was koq tih tuaaaq. Oree ogen lah digaii...

Thursday, December 17, 2015

7 Hal yang bisa di banggakan oleh warga kutai barat

1. Simbol Pemersatu keberagaman Agama
Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui bahwa pemerintah memiliki program membangun Religion Center yaitu Islam Center, Christian Center dan Khatolik Center. Ketiga pusat keagaaman ini sudah hampir selesai pembangunnannya hanya menunggu peresmiannya saja. Hal yang bisa kita banggakan adalah pembangunan ketiga pusat keagamaan ini mendapat penghargaaan dari rekor MURI. Sudah sepatunya kita yang tinggal di Kabupaten Kutai Barat ini tetap menjaga keberagaman agama yang ada di Kabupaten Kita Tercinta ini.

2. Simbol Pemersatu Kebudayaan
Simbol pemersatu kebudayaaan juga tercermin dari pembangunan Taman Budaya Sendawar atau yang sering di singkat TBS. kebanggaan utama dari TBS ini adalah adanya 6 Rumah Adat setiap etnis yang mendiami Kutai Barat seperti Etnis Tunjung, Etnis Benuaq, Etnis Bahau, Etnis Aoheng, Etnis Kenyah dan Etnis Melayu. Dengan adanya keberagaman etnis yang dimiliki Kubar, sehingga pemerintah membangun sebuah bangunan yang bisa kita sebut Kubar mini. Di dalam TBS ini juga sering diadakan kegiatan-kegiatan baik kegiatan formal maupun non formal.

3. Kota Seribu Etnis

Yahh, walaupun terdengar sedikit lebay, tetapi jika kita rincikan dikutai barat sekarang sudah beragam etnis yang tinggal diwilayah ini baik yang mayoritas maupun minoritas. Sebut saja Dayak (tunjung, benuaq, bahau, kenyah, aoheng, penihing, kayan, dan lain-lain beserta puluhan sub sub suku yang mewakili setiap sub dayaknya), Jawa, Sunda, Bugis, Toraja, Kutai, Banjar, Manado, Bali, Madura dan lain sebagainya. Maka tidak salah jika kita menyebut kutai barat sebagai kota seribu etnis hhehehehehhe

4. Kota Seribu Jantur
Mungkin yang berasal dari luar kubar masih sedikit asing dengan istilah jantur. Jantur merupakan sebutan untuk Air Terjun oleh warga kutai barat. Yaa... di kutai barat ini sangat bangat terdapat jantur-jantur yang tersebar di belahan bumi kubar dari utara sampai ke selatan dan barat sampai ketimur. Contohnya jantur atai, jantur mencangkau, jantur mapan, jantur tabalas, jantur gemuruh, jantur manarung, jantur inar, jantur geronggong, jantur delapan tingkat dan masih banyak jantur-jantur lain yang belum memiliki akses menuju kearahnya. 

5. Kota Seribu Danau
Bukan hanya jantur, kutai barat juga dianugerahi dengan banyaknya danau-danau yang menjadi tujuan objek wisata andalan di kutai barat seperti danau aco, danau biru (pesuuq), danau beluq, danau semayang, danau jempang.
6. Kaya Akan Ukiran
 Yaaa, kutai barat kaya akan kerajian seni ukir. mengapa demikian ? hal ini dipengaruhi oleh banyaknya sub etnis yang mendiami kutai barat yang mempunyai ciri khas seni ukir masing-masing dari setiap etnisnya sehingga membuat kubar kaya akan keberagaman ukir.

7. Kaya Akan Tari-Tarian
Bukan hanya ukiran, kutai barat juga memiliki kekayaan berupa tari-tarian. seperti tari gantar, tari gong, tari perang, tari jepen, tari datun dan lain sebagainya.


6 Hal Yang Bisa Kita Banggakan sebagai Warga Kutai Barat

1. Sebagai 10 besar kabupaten terkaya
Yaaaa bisa kita lihat kalao kkabupaten kutai barat masuk dalam 10 kabupaten terkaya dengan pendapatan ke 7 terbesar di Indonesia. maka kita patut berbangga dengan apa yang kita miliki.

2. Simbol keragaman umat beragama


Kabupaten kutai barat juga diberikan penggargaan oleh rekor MURI atas keberhasilan dalam pembangunan 3 bangunan khusus untuk setiap agama mayuritas di kutai barat yaitu Christian Center, Islamic Center dan Katolik Center.

3.Simbol Pemersatu Kebudayaan
hal ini dibuktikan dengan pembangunan Taman Budaya Sendawar yang merupakan simbol perkembangan pusat kebudayaan yang dimiliki Kutai BArat. tempat yang sering disebut oleh masyarakat dengan sebutan TBS ini memiliki 6 bangunan utama yang menyimbolkan setiap suku yang ada di kutai barat yaitu suku tunjung, suku benuaq, suku bahau, suku aoheng, suku kenyah dan suku melayu.

4.Kaya Akan seni ukir
keberagaman seni ukir ini terlihat dari setiap sub suku dayak yang ada di kutai barat dimana setiap sub suku dayak ini mempunyai ciri ciri khas ukiran yang berbeda-beda setiap sukunya.

5. Kota Seribu Wisata
kutai barat juga terkenal dengan banyaknya wisata baik wisata alam maupun wisata budaya.
Wisata alam yang terkenal adalah banyaknya jantur-jantur (air terjun) yang tersebar hampir diseluruh pelosok kabupaten. adapun jantur yang terkenal adala jantur inar, jantur mapan, jantur gemuruh, jantur geronggong, jantur manarung, jantur atai dan masih banyak lagi.
 Sedangkan wisata alam berupa danau adalah danau jempang, danau semayang, danau aco.
Selain itu juga ada wisata budaya yang cukup terkenal adalah acara-acaara adat seperti potong kerbau, nalint taont, ngugu taont, dahau sentawar, erau, dange dll.

6. Keragaman Suku Bangsa
tarian massal Ultah Kubar ke-14 (Copy)
Sumber Foto

Kutai barat juga terkenal dengan keanekaragaman suku bangsa yang tersebar di pelosok kota. Sebut saja suku tunjung, benuaq, kenyah, bahau, kayan, jawa, bugis, jawa, manado, batak dan masih banyak lagi.

ini hanya beberapa yang bisa kita lihat, mungkin setiap dari teman2 memiliki kebanggaan tersendiri yang patut kita pertahankan....

Baca juga :
Pembagian Kelompok Besar Suku Dayak di Kalimantan

Kebudayaan Dayak (Dayak Tunjung)

5 Hal yang Membuat Kamu Bangga Sebagai Orang Tunjung / Tonyooi

Asal Mula Munculnya Upacara Kematian Suku Dayak Tunjung

UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI

Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????

 

 

 

 

 

Wednesday, December 16, 2015

Seraung kutai barat

Ini adalah salah satu hasil kerajinan tangan warga dayak kubar yang disebut saraung/cahung/hung.... benda ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk berladang...

Akar Sampai

Akar sampai

Monday, December 14, 2015

5 Hal yang Membuat Kamu Bangga Sebagai Orang Tunjung / Tonyooi

1. Punya Sejarah yang Panjang.
Yups, mungkin bagi sebagian orang tidak mengetahui kalau sebenarnya Suku Dayak Tunjung mempunyai sejarah yang luar biasa di masanya. Sendawar atau Sentawar sendiri merupakan sebuah kerajaan kuno yang merupakan cikal bakal lahirnya suku Dayak Tunjung ini (dan beberapa suku dayak lainnya). Sualas Gunaaq adalah salah satu tokoh dayak terkenal yang dipercayai merupakan pewaris keturunan Tonyooi Sendawar. Ada juga nama lain yang tak kalah terkenal yaitu Mok Manor Bulant dan Tulur Aji Jejangkat. mereka adalah ayah dan Ibu dari Sualas Gunaaq.

2. Logat yang khas
Image result for logat
Ketika anak-anak Tonyooi hijrah ke kota (untuk bersekolah), beberapa dilema yang dihadapi oleh anak-anak tonyooi adalah logat yang khas. Tonyooi naq dengan alunan logat yang sedikit keras mendayu naik-turun dan tonyooi nuukng dengan logat lembut yang mendayun-dayun. Kesemuanya itu mempunyai ciri khas masing-masing. Kita harrus berbangga karena kita mempunyai logat yang unik ini yang membuat kita berbeda dari orang lain. Logat kita adalah identitas diri kita sebagai warga Dayak dan dayak Tonyooi khususnya.


3. Maknaan yang beraneka ragam
Image result for pucuk singkong
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTAEijzs24rxbTJ4qdGAH73i3b65j7Qgv3BSWbyAHhZQgJo6_wnuQ

Tonyooi mana yang tidak menyukai Ocook Jabau dan metuuq peda? Tonyooi mana yang tidak mengenal Tumpiiq? semua pasti tau karena itu adalah makanan khas suku Dayak Tonyooi (dan benuaq juga).  Ada banyak orang-orang tonyooi yang tinggal di luar kubar sangat merindukan makanan ini, makanya ketika mereka pulang kampung, makanan inilah yang dicari terlebih dahulu. Mungkin makanan sejenis Hamburger, Pizza, Hot Dog pun lewaaaaaaaaaaaaaaatttt... ahhahahahahaha....

4. Kebudayaan yang Unik
Bahasa, Tari-Tarian, Pakaian Adat, Norma Adat, Mandau dan lain sebagainya. Hal itulah yang membuat kita kaya akan kebudayaan yang membuat komplit.

5. Hitam manis
Image result for hitam manis
https://www.google.co.uk/imgres?imgurl=http://fotografi.thamrin.ac.id/data/media/1/11.jpg&imgrefurl=http://fotografi.thamrin.ac.id/details.php?image_id%3D75&h=533&w=800&tbnid=YtnlHgUhNNG3NM:&docid=rAcmfWTO1OI7VM&ei=7YNvVq-AOcqeaLakjOAN&tbm=isch&ved=0ahUKEwjvqtW28dzJAhVKDxoKHTYSA9wQMwguKBIwEg

Yahh..... inilah dilema kita sebagai orang tonyooi. karena kita umumnya memiliki kulit yang sedikit eksotis (walau tidak semua). Keeksitisan kulit kita lah yang terkadang membuat kita sedikit dipertanyaakan kedayaakn kita karena umumnya orang luar taunya kalau dayak itu berkulit putih. Walaupun rata-rata berkulit eksotis, tetapi untuknya kita dianugerahi wajah yang manis-manis.. hahahhha 

Yahh, mungkin ini beberapa hal yang dapat saya sampaikan mengenai kebanggaan saya sebagai warga tonyooi, mungkin dari teman-teman masih ada hal yang bisa dibanggakan???
share plissss... :)

Asal Mula Munculnya Upacara Kematian Suku Dayak Tunjung



Suku Dayak Tunjung dan Upacara kematian adalah sesuatu yang tidak bias terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena di dalam kepercayaan Suku Dayak Tunjung, pelaksanaan upacara kematian ini penting adanya.
Kenapa penting???
Karena menurut kepercayaan orang Dayak Tunjung, orang yang sudah meninggal, arwahnya harus diantarkan menuju gunung lumut agar hidup tentram dan tidak mengganggu anak cucu.
Bagaimana sejarahnya munculnya upacara ini?
Sejarah munculnya upacara ini bermula dari seorang bangsawan Tonyooi yang bernama Hajiiq Mahing. Hajiiq Mahing merupakan bangsawan tonyooi yang berdiam di daerah kampong Geleo (daerah Tunjung asli). Ketika itu ia sedang berburu di sebuah hutan yang lebat, di tengah hutan ia mendengar dari kejauhan ada suara ramai segerombolan orang yang mendekatinya. Kemudian ia memanjat sebuah pohon untuk menunggu suara itu datang.
Dari kejauhan iya melihat orang banyak berbaris sambil menari dan memegang buluuq (semacam keris). Hajiiq Mahing kemudian turun dan bertanya kepada segerombolan penari itu. “apa yang sedang kalian lakukan ini?” Tanya Hajiiq Mahing. Seseorang dari antara mereka kemudian menjawab “kami sedang membuat upacara kematian untuk Hajiiq Mahing”. Hajiiq Mahingpun terkejut dan menjawab “sayalah Hajiiq Mahing dan saya belum meninggal. Kenapa kalian membuat upacara kematian untuk saya” tanyanya keheranan.
Kemudian dijawab pula seseorang dari antara gerombolan itu “memang engkau adalah hajiiq Mahing dan engkau masih hidup, tetapi sebentar lagi engkau akan meninggal dan kami sedang membuat upacara untuk Hajiiq Mahing”. “seseorang yang sudah meninggal, pedaraq (roh nya) tidak bias sampai kegunung lumut (Nirwana / surga), hanya gentayangan di hutan rimba kalau tidak melaksanakan upacara tersebut.
Hajiq Mahing bertanya “lalu bagaimana caranya membuat upacara kematian itu?”. Kemudian seseorang menjelaskan “seseorang yang meninggal harus dibungkus dan dimasukkan kedalam Lungun (peti mati yang tebuat dari batang pohon) seperti yang kami bawa ini”. 

 
Lungun (sumber:https://akhmadzona.wordpress.com/2013/01/30/karst-merebu-kalimantan-timur/6-17/)
Lungun dibuat dari pohon buah-buahan. Orang meninggal harus diberi bekal agar ia tidak kelaparan di tengah jalan menuju gunung lumut. Bagi laki-laki yang meninggal dilaksanakan selama enam hari dan perempuan selama lima hari. 

Baca juga : UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI
Baca juga :  Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????


Upacara ini disebut Tohooq. Tujuan upacara ini adalah mengantarkan roh si emninggal ke gunung lumut. Pada upacara penguburan ininjuga dilakukan sebuah tarian yang disebut tarian jalan, tarian joget dan tarian calaatn cahuuq. Tarian ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi roh yang meninggal pergi kegunung lumut dan tidak tersesat.
Semua tingkah laku ini diperhatikan dengan seksama oleh Hajiq Mahing dan dalam sekejap semua orang-orang itupun menghilang. Kemudian ia pulang dan menceritakan pengalamannya  kepada orang-orang dikampung sehingga acara ini dilaksanakan untuk seterusnya.
Sumber: Bukuu terbuta

UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI

UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG
TOHOOQ-KWANGKAI
A. Latar Belakang Sosial-Budaya Suku Dayak Tunjung
1. Lokasi Suku Dayak Tunjung
Suku Dayak Tunjung merupakan salah satu Anak Sub Suku Dayak yang mendiami sebuah tempat Dataran Tinggi yang disebut Dataran Tunjung yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Barat, sebagian kecil di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Suku Dayak Tunjung bermukim di wliayah Kecamatan Melak, Kec Barong Tongkok, Kec Sekolaq Darat, Kec Linggang Bigung, Kec Kembang Janggut, Kec Manoor Bulan, Kec Muara Pahuq, Kec Kota Bangun.
Wilayah yang didiami Suku Dayak Tunjung ini berhutan lebat, hutan primer yang banyak menghasilkan bermacam-macam kayu dan hasil hutan lainnya seperti : rotan, dammar, sarang burung wallet, bermacam-macam anggrek, buah-buahan dan sayur-sayuran. Sedangkan flora dan fauna seperti : orang utan, kera, babi, rusa, burung-burung dan ular.
2. Asal Usul Sejarah Suku Dayak Tunjung
Tidak ada data tertulis yang menyatakan asal usul Suku Dayak di Kalimantan, Suku Dayak Tunjung Khususnya dikarenakan Suku Dayak pada zaman dahulu tidak mengenal tulisan. Namun kita dapat mengetahuinya dari cerita-cerita rakyat yang diturunkan secara turun temurun.
Menurut Ceriteranya, Suku Dayak Tunjung ini berasal dari Khayangan, yaitu Dewa-Dewa yang menjelma kedunia sebagai manusia untuk memperbaiki dunia yang sedang rusak. Menurut Suku Dayak Tunjung, ama asli mereka Adalah Tonyooi Risitn Tunjung Bangka’as Malik’ng Panguru’q Ulak Alas yang berarti Suku Tunjung adalah pahlawan yang berfungsi sebagai dewa pelindung.
Suku Dayak Tunjung pada zaman dahulu memiliki sebuah bentuk Kerajaan namun hancur ketika masuknya pendudukan Jepang ke Indonesia. Menurut mereka, Raja-raja Suku Dayak Tunjung ini berasal dari langit dengan sang penciptanya yang disebut dengan Nayuk Sanghyang Juata Tonyooi. Akhir Dari Kerajaan Tunjung ini ialah bersama-sama dengan Kerajaan Kutai menggabungkan diri dengan Pemerintaha Indonesia.
Pada awalnya, seluruh masyarakat Suku Dayak Tunjung tinggal disebuah daerah yang bernama Sendawar (Sentawar dalam bahasa Dayak Tunjung). Namun pada zaman pemerintahan Jepang, karena perlakukan yang sangat menindas mereka, sehingga Suku Dayak Tunjung ini sangat tertekan sehingga mereka meninggalkan Kampung halaman dan menyebar kedaerah-daerah lain. Akibat penybaran itu terjadilah sedikit perbedaan logaat bahasa dan wujud kebudayaan, namun tidak begitu mendasar. Suku Dayak Tunjung setelah menyebar itu menyebabkan terwujudnya dengan sendirinya bermacam-macam jenis seperti :
a) Tunjung Bubut, mereka mendiami daerah Asa, Juhan Asa, baloq Asa, Pepas Asa, Juaq Asa, Muara Asa, Ongko Asa, Ombau Asa, Ngenyan Asa, Gemuhan Asa, Kelumpang dan sekitarnya.
b) Tunjung Asli, Mendiami daerah Geleo (baru dan Lama)
c) Tunjung Bahau, Mendiami Barong Tongkok, Sekolaq Darat, Sekolaq Muliaq, Sekolaq Oday, Sekolaq Joleq dan sekitarnya.
d) Tunjung Hilir, mendiami wilayah Empas, Empakuq, Bunyut, Kuangan dan sekitarnya.
e) Tunjung Lonokng, mendiami daerah seberang Mahakam yaitu Gemuruh, Sekong Rotoq, Sakaq Tada, Gadur dan sekitarnya.
f) Tunjung Linggang, mendiami didaerah dataran Linggang seperti Linggang Bigung, Linggang Melapeh, Linggang Amer, Linggang Mapan, Linggang Kebut, Linggang Marimun, Muara Leban, Muara Mujan, Tering, Jelemuq, lakan bilem, into lingau, muara batuq dan wilayah sekitarnya.
g) Tunjung Berambai, mendiami Wilayah hilir sungai Mahakam seperti Muara Pahu, Abit, Selais, Muara Jawaq, Kota Bangun, Enggelam, Lamin Telihan, Kemabgn janggut, Kelkat, dan Pulau Pinang
B. Maksud Dan Tujuan Upacara Kematian.
Pada dasarnya, Upacara Kematian ini dilaksanakan agar arwah orang yang telah meninggal diantarkan ke alam baka yang disebut Gunung Lumut dan hidup tentram ditempat tersebut tanpa mengganggu anak-cucu dan para keluarga yang ditinggalkan. Roh orang yang telah meninggal harus diantar ke Gunung Lumut yaitu dilakukan Upacara pengantaran arwah ke gunung Lumut.
Pada Upacara kematian ini dilaksanakan tarian yang disebut dengan tarian Calan’t Caruuq. Tarian ini dimaksudkan untuk membuka jalan ke Gunung Lumut bagi para roh yang telah meninggal agar tidak tersesat.
Suasana religious menguasai alam pikiran masyarakat Suku Dayak Tunjung. Kepercayaan akan kebahagian bagi Suku Dayak Tunjung di Puncak Gunung Lumut (kebahagiaan abadi) dan kepercayaan pada alam gaib serta hubungan manusia dengan roh-roh inilah yang yang membawa Suku Dayak Tunjung mengadakan Upacara Adat Kematian ini.
C. Persiapan Upacara
Persiapan upacara ini dimulai sesaat setelah ada orang meninggal yaitu dengan memukul tambur yang disebut dengan Neruak dan kemudian Gong yang disebut Titi. Setelah mendengar bunyi Titi, orang-orang kemudian berkumpul di rumah tempat orang meninggal. Orang yang memimpin Upacara ini dari awal hingga selesai adalah Penyentagih.
Perisapan lain adalah:
• Air : Air digunakan untuk memandikan mayat.
• Ayam : Ayam diambil darahnya yang digunakan untuk membuat titik-titik pada bagian tubuh orang yang meninggal
• Kepingan Uang Logam: Uang logam diletakan pada kedua belah mata, telapak tangan dan dadanya. Jadi jumlahnya ada 6 buah. Ini dilakukan jika yang meninggal adalah pria. Jika yang meninggal adalah wanita maka harus dipersiapkan anting-anting, gelang, kalung dan lain-lain.
• Kain Batik : Kain batik digunakan untuk pembungkus, banyaknya jumlah kain tergantung dari kemampuan orang yang meninggal, selain itu Tirai yang terbiat dari kain juga dipersapkan
• Lungun : Semacam peti mati yang terbuat dari pohon buah-buahan. (biasanya pohon Durian.)
• Seperangkat Alat Musik : alat music ini biasanya terdiri dari Sembilan buah gong, satu tambur dan satu set kelentangan. Alat music ini dibunyikan pada saat mayat dimasukkan dalam Lungun
• Makanan: makanan juga dipersiapkan di dalam Lungun sebagai bekal perjalanan menuju Gunung Lumut.
• Perlengkapan Pria : Mandau, Taji, Piring, Mangkok dan peralatan lain untuk pria
• Perlengkapan Wanita : Pisau, Piring, Mangkok, Perhiasan dan peralatan lain untuk wanita
D. Jalan Upacara Kematian Selengkapnya
Dalam menjalankan ritual Upacara Adat Kematian, Suku Dayak tunjung mengenal 2 jenis Upacara yang tidak harus dilaksanakan semua tergantung dari kemampuan masing-masing keluarga, jadi kedua jenis upacara itu merupakan satu kesatuan Upacara. Jenis-jenis upacar itu adalah :
1. Upacara Tohoq
Upacara Tohoq adalah upacara yang dilaksanakan bagi orang yang baru meninggal setelah enam/lima hari sesudah mayat dimasukan kedalam Lungun. Aturan lagu ini adalah bila yang meninggal perempuan, maka upacara ini dilaksanakan selama lima hari, tetapi jika yang meninggal pria upacara ini dilaksanakan selama enam hari.
Hari Pertama (Nau Neruak) : Kebiasaan Neruak, yaitu jika ada orang yang meninggal mereka memukul tambur sebagai tanda bahwa ada orang yang meninggal, kemdian disusul dengan titi, yaitu orang yang memukul gong secara sahut-sahutan seteleah nyawa lenyap dari jasad. Bersama denga berlupangnya seseorang kealam baka, maka akan terdengar suara ratap tangis keluarga yang ditinggali dimana ratap tangis ini berisikan kata-kata yang sedih didengar yang ditujukan kepada orang yang baru meninggal tersebut. Menagisi orang yang telah meniggal disebut Ngurik’ng. Setelah banyak orang yang datang, sebagian dari mereka mengambil air sungai, sementara itu gong berhenti berbunyi dan ketika mereka mulai memandikan mayat, gong dibunyikan kembali sampai upacara pemandian Mayat selesai dilakukan.
Setelah selesai memandikan mayat, orang mati diberi Patik, yaitu membuat titik-titik dengan darah ayam yang telah dipersiapkan sebelumnya pada muka, bagian badan, kedua lengan, dan kedua kakinya. Tanda Patik ini dipercaya agar roh-roh atau arwah-arwah lainnya dapat mengenali bahwa orang tersebut telah meninggal.
Mayat yang telah meniggal dibungkus dengan kain batik sebanyak 7 lapis, pada keluarga yang berada, jumlah kain ini dapat dikalikan 2 yaitu 14, 21, 27 lapis.
Hari Ke-2 (Nau Intakng) : hari ini deisbut juga dengan hari pembuatan Lungun (peti kubur yang terbuat dari batang kayu yang besar)
Hari Ke-3 (Nau Petamaq Bangkai) : Pada saat memasukkan mayat kedalam Lungun sebagai pengiringnya orang membunikan seperangkat alat music yang disesuaikan dengan irama yang khas bagi upacara kematian yang disebut dengan Dongkeq.
Hari Ke-4 (Malam Penyentagih) : penyentagih berarti orang yang khusus memimpin upacara untuk mengantar roh orang yang telah mati. Pada malam penyentagih ini, si penyentagih ini meriwayatkan orang yang meningal sejak ia kecil hingga orang itu mati kemudian diantar ke gunung lumut.
Hari Ke-5 (Nau Nyolook) : nylook berasal dari kata solook yang berarti lemang (beras ketan yang dibungkus dengan dau pisang. Pihak keluarga yang ditinggalkan membuat lemang, tumpiq dan lain2 untuk persediaan pada hari berikutnya yaitu untuk mengadakan acara syukuran bersama para tamu dan keluarga yang datang.
HariKe-6 (Tohoq/Param Apui) : hari ini merupakan puncak acara upacara adat kematian. Pada hari ini sanak saudara datang membawa bahan makanan seperti beras, beras ketan, ayam, babi dll yang bermaskud sumbangan bagi keluarga yang ditimpa kesusahan. Pada hari ini juga dilakukan pemadaman api, jadi segala api yang ada di didalam rumah maupun luar rumah harus dipadamkan. Menurut pandangan Suku Dayak Tunjung dengan dipadamkannya api berarti kematoan sudah berakhir dan tidak ada kelanjutan lagi.
Hari Ke-7 (Nau Ngelubakng) : hari ini disebut juga denga hari penguburan. Dimasyarakat suku Dayak Tunjung dikenal 2 jenis penguburan:
- Sistim Garai (Templaaq ), yaiut lungun dimasukan kedalam sebuah rumah kecil yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran lungun. Tingginya kurang lebih 2 meter.
- Sistim kubur Lungun dimasukan kedalam tanah yang dibuat berdinding seperti pagar, kemudian ditutupi dengan papan dan ditimbuni tanah. Pada atasnya diberi batu atau nisan.
2. Upacara Kwangkai
Kwangkai berarti adat bangkai mai atau adat bagi orang yang telah lama meninggal. Maksud dari upacara Kwangkai adalah memindahkan tulang-tulang pemakaman terdahulu pada upacara tohooq ke pemakaman yang terlebih dahulu dibawa kedalam Lamin (rumah adat) dan diadakan upacara Kwangkai
Kwangkai adalah Upacara adat terbesar atau bisa dikatakan dengan sebutan Pesta Kematian karena pada saat ini seluruh masyarakat akan memenuhi kampung dalam suasana yang benarbenar pesta. Banyak orang yang berasal dari kampung lain datang untuk menghadiri acara ini.
Hari Ke-1 (Nau Nengaq Uman) : Hari pertama adalah hari persiapan dimana orang mulai menyemblih binatang-binatang korban seperti babi,ayam,serta membuat lemang, kue tumpiq, dll.
Hari Ke-2 sampai hari ke-6 (Tingaaq) : Tingaq merupakan suatu rangkaian nyanyian-nyanyian yang menceritakan perjalanan mereka mengantarkan roh kealam baka. Tingaq ini berlangsung sampai hari keenam dimana dilakukan setiap malam berturut-turut.
Hari Ke-7 (Nau Netak Biyoyak’ng) : netak Biyoyakng berarti hari dimana orang mulai memotong serat kayu atau jomok yang dipergunakan untuk ikat kepala pada waktu menari tarian khusus untuk tarian kematian, Ngerangkau. Ikat kepala ini biasanya berjumlah empat puluh buah. Ikat kepala ini dalam bahasa Dayak Tunjung adalah Laung Biyoyang. Selain ikat kepala, mereka juga mengenakan Ketau Putiiq (Tapeh Putih) dan Sapai Putiiq (Baju Putih).
Hari Ke-8 (Nau Pesagaaq Beluntak’ng ) : maksudnya adalah penyesuaian dengan patung yang telah dipilih (Belontakng).
Hari Ke-9 (Nau Molaaq Beluntak’ng) : Hari ini disebut juga dengan penanaman Beluntang di dalam tanah. Panjang beluntakng biasanya tiga sampai empat meter yang terbuat dari kayu besi (kayu ulin) dipahat mntuk menyerupai bentuk manusia dan binatang yang dihias denga ukiran-ukiran. Beluntang yang ditanam menghadap kebarat, sesuai dengan pandangan Dayak Tunjung arah barat adalah arah matahari terbenam sebagai lambang kematian. Beluntang berfungsi untuk menambatkan kerbau yang hendak di korbankan.
Hari Ke-11 : pada hari kesebelas tidak ada upacara khusus. Hari ini dipergunakan untuk mengadakan persiapan upacara selanjutnya.
Hari Ke-12 (Nau Kille Kelalungan) : kile kelalungan berarti menurunkan kelalungan , sebab menurut mereka bahwa ada roh yang ada pada tengkorak harus diantarkan ke Talian Tangkir LAngit dengan diadakannya upacara Kwangkai sedangkan roh yang ada pada badan disebut Pedaraaq yang harus diantar ke Gunung Lumut.
Hari Ke-13 ( Nau Nooq Pedaraaq) : Noq Pedaraq berarti menyambut roh yang datang dari Gunung Lumut. Jadi pada hari ini si penyentagih menyambut para roh-roh yang datang dari Gunung Lumut dengam membacakan mantera-mantera.
Hari Ke-14 (Nau Pekateq Kerewau) : nau pekateq kerewau berarti hari Penyemblihan Kerbau. Pada pagi hari kerbau sudah dimasukan kedalam Suncong (Kandang Kerbau yang berbentuk segitiga). Setelah selesai upacara penyentagih, kerbau dilepaskan dari dalam suncong untuk ditombak. Penmbakan pertama dilakukan oleh pemimpin penyentagih yang mewakili Pedaraq (roh-roh) lalu diikuti orang lain. Apabila kerbau sudah tidak berdaya maka orang-orang menahan kerbau dengan kayu untuk mengatur arah rebahnya kerbau, rebahnya kerbau harus sejajar dengan arah lamin dengan kepala bagian timur menghadap kebarat untuk menghindari malapetaka. Setelah kerbau mati, gong dipukul menandakan kerbau sudah mati. Setelah kerbau mati maka selesailah upacara adat Kwangkai.
Demikian lah seluruh jalannya Upacara kematian yang ada di Suku Dayak Tunjung. Kedua upaca ini merupakan sebuah kesatuan yang diyakini oleh mesyarakat Dayak Tunjung sebagai cara untuk mengantar arwah kerabat yang telah meninggal dunia kea lam baka yang mereka sebut Gunung Lumut. Namun pelaksanaan upacara ini semakin berkurang, dikarena kan sebagian besar masyarakat Dayak Tunjung sudah memeluk agama (Kristen dan Khatolik) sehingga pelaksanaan upacara semacam ini mulai dibatasi.

Di copy dari blog saya yang lain : UPACARA KEMATIAN SUKU DAYAK TUNJUNG TOHOOQ-KWANGKAI

Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????

Seperti yang kita ketahui bahwa suku Dayak Tunjung dan Suku Penihing/Aoheng adalah salah dua dari salah banyak suku-suku yang mendiami wilayah Kabupaten Kutai Barat. Secara Geografis, lokasi tempat kedua suku ini diami juga cukup berjauhan.. jika suku Dayak Tunjung mendiami wilahay Kec. Linggang Bigung, Kec. Barong Tongkok, Kec. Sekolaq Darat, Kec. Manoor BuLaant, Kec. Tering dl l yang mayoritas kampugnnya berada di wilayah ibukota kabupaten (sekitar)... sedangkan suku Penihing sebagian besar mendiami wilayah Hulu Mahakam...
Sumber Gambar Dari Web...
berhubungan dengan judul yang saya ambil di atas, Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah?? Ada pertanyaan yang sangat mengganjal dan saya sangat ingin mencari tahu kebenarannya. Saya pernah mendengar dari beberapa teman yang menyebutkan bahwa suku Dayak Tunjung Rentenuukng sebenarnya merupakan suku Penihing yang milir mengikuti arus sungai mahakam dari daerah hulu sungai mahakam.. bukan hanya dari satu orang saya pernah mendengar cerita ini melainkan dari beberapa orang yang berbeda...
yang menjadi pertanyaan saya adalah:
1. Apakah benar kalo suku Dayak Tunjung Rentenukng sebenarnya adalah suku Penihing yang mencari daerah baru untuk memenuhi kebutuhannya?
2. Mengapa pada masa sekarang suku Tunjung Rentenukng sudah tidak ada terlihat sama sekali persamaannya dengan suku Penihing, kecuali dari alunan / logat bahasa yang lembut.
3. Apa yang menyebabkan hilangnya budaya Penihing dalam orang rentenukng?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, saya akan memberkan sedikit bagaimana Gambaran Suku Dayak Tunjung, Khususnya rentenukng...

baca juga : Asal Mula Munculnya Upacara Kematian Suku Dayak Tunjung



Sekilas Mengenai Suku Dayak Tunjung Rentenukng.....
Dayak Tunjung Rentenukng tentu saja adalah salah satu bagian dari sub suku Dayak Tunjung yang ada di Kutai Barat. Orang Rentenukng tentunya berbeda dengan suku Tunjung yang ada di bagian hilir. Rentenukng ada sebutan untuk Suku Tunjung yang berada di bagian hulu (wilayah kec. Linggang Bigung, Kec. Tering, Kec. Long Iram) , selain itu rentenukng diambil dari kata Nuukng yang berarti hulu, maka dapat disebut bahwa orang rentenukng adalah orang yang berasal dari hulu. Untuk memudahkan membedakan antara orang Tunjung hilir dengan tunjung Hulu maka saya akan menggunakan Tonyooi untuk orang tunjung hilir dan Rentenukng untuk orang Tunjung HuLu tanpa bermaksud untuk memisahkan kedua sub ini(hanya untuk memudahkan dalam pemahaman).
Rentenukng ini memiliki beberapa perbedaan yang cukup sigifikan dengan Tonyooi , khususnya dalam tata bahasa. Orang Tunjung pasti akan langsung mengenali dari cara bicara antara Rentenukng dan Tonyooi..
Umumnya orang rentenukng berbicara dengan alunan yang sangat lembut, perlahan dan halus walaupun dalam keadaan marah sekalipun tepat saja alunan lembut ini terlihat khas.. sedangkan untuk Tonyooi umumnya berbicara dengan nada yang agak cepat, keras , alunan yang meninggi seperti, serta penekanan-penekanan yang cukup banyak. sangat berbeda dari segi alunan /logatnya....
untuk kata-kata yang digunakan dalam bahasa daerah cukup berbedam namun keduanya pasti akan mengerti jika saling berkomunikasi satu dengan yang lain..
contohnya:
Bahasa Indonesia : Kamu, aku, jangan
Rentenukng : Koq, Akuq, Adui
Tonyooi: Koi, Ab, Boteq
menurut saya bahasa Tunjung Hilir lbih banyak persamaan dengan Dayak Benuaq, namun cukup berbeda baq bumi dan awan,,,ehehhehe
walaupun ada beberapa perbedaan dalam segi bahasa, keduanya pada masa sekarang adalah merupakan satu kesatuan yang sudah tidakdapat dipisahkan. Terkadang orang Rentenukng jika ditanya dia suku apa, orang itu akan menjawab kalau dia adalah Rentenukng, begitu juga orang tonyooi menyebut mereka dengan sebutan rentenukng....
Saya hanya menduga untuk jawaban nomor 2 karena Suku Rentenukng yang datang dari daerah hulu telah tinggal berdampingan dengan suku Tonyooi sehingga terjadi akulturasi, asimilasi dan inkulturasi kebudayaan sehingga kebudayaan asli yang mereka bawa ditinggalkan dan mengnyesuaikan dengan daerah sekitarnya.. Selain itu saya juga pernah mendengar bahwa suku Rentenukng itu mempunyai bahasa asli yang dulu mereka gunakan dan berbeda dengan bahasa Tunjung.... Namun sayangnya bahasa itu hanya dipahami oleh sedikit orang rentenukng dan umumnya mereka adalah para tetua-tetua rentenukng itu, dan suku ini juga mempunyai kalender asli namun lagi-lagi saya hanya mendengar dan belum menemukannya.
Mohon jika ada dari antara kalian yang tau atau pernah mendengar mengenai ini bisa di sharingkan supaya kita bisa tau mengenai sejarah dan kebudayaan kita..... hehehehhe


Di copy blog saya yang lain :

Dayak Tunjung Rentenukng VS Dayak Penihing/Aoheng, Saudara yang terpisah??????

 

baca juga:

5 Hal yang Membuat Kamu Bangga Sebagai Orang Tunjung / Tonyooi

Asal Mula Munculnya Upacara Kematian Suku Dayak Tunjung

 



Sunday, December 13, 2015

Gelang Red Borneo

RED BORNEO

Luq Kerai Linggang Bigung

Ini adalah foto Luq Kerai di Kampung Linggang Bigung.
Kenapa dinamakan Luuq Kerai? karena Kerai adalah kampung/desa yang besar pada jaman dahulu kala sebelum adanya kampung-kampung di Linggang ini.
Luq Kerai yang asli sudah tidak ada lagi, tetapi masih meninggalkan sebuah tiang di jalan poros Bigung-Bangus saari tepatnya didepan rumah bpk. Astin.
Di kampung kerai pada jaman dahulu pernah terjadi pertempuran yang cukup sengit antara suku Dayak Tunjung dengan Suku Dayak Krayan (kalo tidak salah). Hal ini desebabkan budaya Dayak Jaman dahulu yang dikenal dengan sebutan Ngayau.

FOTO UNIK

FOTO UNIK

Foto Unik

Foto Unik Raksasa
Foto Unik Raksasa

Thursday, December 10, 2015

TIPS MENGURANGI PERUT BUNCIT



Hampir setiap orang menginginkan tubuh yang ideal. Salah satu permasalahan yang kita hadapi adalah permasalahan perut buncit. Yaa,, walaupun tidak mengganggu, tetapi perut buncit ini membuat kurangnya rasa percaya diri menjadi menurun. Apalagi bagi wanita yang ingin mengenakan pakaian yang ketat, pasti akan menjadi kurang percaya diri. Tetapi sebaliknya kaum pria cendrung tidak memperdulikan kondisi ini. Hehehehe… nah, ada beberapa tips yang ingin saya bagikan untuk mengecilkan perut buncit ini:

  1. Bersyukur.Salah satu cara terbaik adalah dengan bersyukur. Bersyukur dengan apa yang kita miliki. Karena dengan bersyukur kita akan bisa menerima diri kita apa adanya. Ya dengan bersyukur juga kita tidak akan pernah mengeluh tentang apapun karena kita percaya apa yang ada di diri kita adalah pemberian terbaik dari tuhan, dengan menerima diri kita apa adanya kita akan lebih menikmati hidup. Sil;ahkan dicoba 
  2. Jangan pernah membandingkan milikmu dengan milik orang lain. Yaaa, setiap orang dianugerahi kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, begitu juga dengan keadaan fisik kita. Ada yang dianugrahi dengan fisik ideal, adala juga yang mungkin kurang ideal. Cobalah menerima diri kita apa adanya dan jangan pernah membandingkan diri kita dengan diri orang lain, karena bias jadi orang yang ingin kita bandingkan itu tidak lebih baik dari diri kita.
  3. Berdiri depan Cermin. cara terakhir adalah pergi kedepan cermin, kemudian sambil pukul-pukul perut yang buncit sambil berkata "dasar buncit, kasih malu aja kamu, harus kurus pokoknya". Hahhahahaahah ya dengan begitu kita akan semakin termotivasi hahahhaha
  4. Keinginan dan Tekat. Seberapa besar niatmu untuk berdiet kalo tidak dibarengi keinginan ya sama juga bohong, maka dari itu, keinginan dan tekat adalah kunci utama meraih apa yang kita inginkan. Olahraga maupun mengatur pola makan tidak akan bisa mengurangi kebuncitanmu tanpa adanya keinginan dan tekad yang kuat untuk meraihnya.


     

Jenis Tulisan Yang paling kamu Suka??